Pembangunan Pabrik Smelter Nikel di Balikpapan dengan Nilai Investasi Rp6,5 T, Sempat Mandek Karena Lingkungan


Wartabpn Dua pabrik smelter nikel baru tengah dibangun di Kalimantan Timur.

Pembangunan pabrik smelter nikel baru ini tengah dilakukan di Pendingin, Kutai Kartanegara dan Kariangau, Balikpapan.

Pembangunan pabrik smelter nikel di Kariangau, Balikpapan ini dimulai dengan groundbreaking pada 11 September 2023.

Baca Juga: Bikin Lidah Auto Kebas! Inilah 5 Tempat Kuliner Pedas di Kota Bandung yang Wajib Dicoba dan Dikunjungi

Proyek ini menghabiskan dana investasi sebesar Rp6,5 triliun.

Pabrik smelter nikel di Balikpapan ini dibangun oleh PT Mitra Murni Perkasa (MMP).

Meskipun proyek ini melakukan peletakan batu pertama tanggal 11 September 2023 yang lalu, tahukah kamu kalau pembangunan pabrik smelter nikel ini sempat terhenti?

Pembangunan smelter nikel di Balikpapan ini dulunya sempat terhenti karena dugaan perusakan ekosistem mangrove di Kariangau.

Ekosistem mangrove atau bakau yang rusak ini terjadi di dua lokasi dengan luas lahan rusak yang berbeda.

Pada lokasi pertama terjadi penimbunan mangrove sekitar 10 hektar.

Kemudian, di lokasi kedua terjadi penggalian lahan mangrove sekitar 20 hektar.

Selain mangrove, pengerukan juga terjadi di anak Sungai Tempadung dengan ukuran 70 meter kali 30 meter.

Setelah mengetahui adanya perusakan lingkungan ini, pokja pesisir dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Timur pun melaporkan hal ini ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Timur.

Menanggapi laporan tersebut, pada April 2022, pembangunan smelter nikel di Balikpapan ini dihentikan sementara oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Baru setelah AMDAL dari proyek smelter nikel di Balikpapan ini terbit, pemberhentian dicabut dan proyek berhasil dilanjutkan.

Groundbreaking atau peletakan batu pertama di pembangunan pabrik smelter nikel ini dilakukan oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita.

Selain itu juga hadir Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, Dirut PT MMP, Adhi Mustopo, Wakil Gubernur Kalimantan Timur, H Hadi Mulyadi, serta Founder MMS Group Indonesia, Andrew Hidayat