Gubernur Kaltim Isran Noor Bertemu Dubes Rusia, Proyek Kereta Api Borneo Dipastikan akan Dilanjutkan


Wartabpn
- Proyek rel kereta api Borneo (trans Kalimantan), mengubungkan wilayah Kutai Barat-Penajam Paser Utara dan Kubar-Sangatta yang sempat terhenti akan dilanjutkan.

Kepastian keberlanjutan megaproyek insfrastruktur pertama di Kalimantan ini setelah Gubernur Kaltim Isran Noor bertemu delegasi Russian Railways, selaku investor proyek rel kereta api sepanjang kurang lebih 270 kilometer tersebut.

Pertemuan kedua belah pihak berlangsung di Kedutaan Besar Rusia Kuningan, Jakarta, Jumat (1/3). Informasi dari Humas Pemprov Kaltim, pertemuan dihadiri Sekretaris Jenderal DPD-RI Reydonnyzar Moenek, Sekda Provinsi Kalteng Fahrizal Fitri, Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Salman Lumiondong dan Kepala Bappeda Zairin Zain.

Sementara pihak Rusia dihadiri First Deputy Director General of Russian Railways Misharin Aleksandr Sergeevich dan Ambassador of Russian Federation Vorobieva Ludmila serta jajarannya.

Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Isran mengatakan Pemprov Kaltim mendukung penuh proyek pembangunan kereta api ini dan segera berkoordinasi dengan pihak terkait. "Kami akan membentuk tim agar kegiatan berjalan mulus dan kereta api membawa manfaat besar bagi masyarakat," katanya.

Kepala Dishub Kaltim, Salman Lumoindong saat dikonfirmasi Tribun, Minggu (3/3) mengatakan Pemprov Kaltim mengapresiasi pihak Rusia yang menunjukkan keseriusannya pada pertemuan tersebut. Rusia tak main-main, kali ini Dubes Rusia untuk Indonesia, Ludmila Vorobieva datang beserta First Deputy Director General of Russian Railways Misharin Aleksandr Sergeevich.

Isran menunjuk Perusda Melati Bhakti Satya (MBS) sebagai pelaksana kerja sama dengan Rusian Railways yang kemudian membentuk Kereta Api Borneo. Menurut Isran, nilai investasi untuk proyek ini sekitar Rp 70 triliun.

Dia mengemukakan jalur kereta pertama di Kalimantan itu akan dimanfaatkan untuk mengangkut produk pertambangan dari berbagai wilayah di Kaltim yang bermuara ke Lubuk Tutung dan Buluminung.

Sementara itu terkait moda transportasi kereta api, Salman mengatakan pemerintah pusat dan Rusia sepakat untuk menguatamakan angkutan khusus barang. Terutama untuk komoditas hasil bumi seperti batu bara maupun sawit.

Namun pemerintah juga mendukung jika nantinya kereta api juga diperuntukkan sebagai angkutan umum. dari Muara Wahau sampai Lubuk Tutung. Kemudian dari perbatasan Kaltim-Kalteng di Murung Raya sampai ke Buluminung. Panjang rel kereta api mencapai 900 kilometer.

Megaproyek ini sebenarnya sudah direstui Presiden Jokowi saat groundbreaking pada 2015 silam.

kaltim.tribunnews.com