BALIKPAPAN - Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Manado 537 bersandar di Pelabuhan Semayang Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.Kapal perang ini membawa 450 prajurit yang bakal ditugaskan di daerah perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Saat sebelum tiba di Pelabuhan Semayang Balikpapan, Kapal KRI Teluk Manado ini mendapat rintangan kondisi alam yang buruk. Hal ini diungkapkan, Komandan KRI Teluk Manado, Mayor Laut Pelaut Andrik Irwanto saat berbincang dengan Tribunkaltim usai kegiatan upacara gelar pasukan perbatasan di Pelabuhan Semayang, Kota Balikpapan, Sabtu (28/7/2018).
Dia menjelaskan, pasukan berangkat dari Dermaga Nusantara Bengkulu pada 23 Juli 2018, Senin jam 12.00 siang waktu Sumatera.Kemudian tiba di Semayang Balikpapan pada Jumat 27 Juli 2018 sekitar pukul 21.00 Wita.
"Selama perjalanan kapal mengalami rintangan cuaca buruk, dihantam ombak setinggi 5 meter. Kapal goyang-goyang tapi untungnya kami sudah terbiasa. Mungkin kalau bagi masyarakat yang belum terbiasa, itu besar sekali goncangannya," kata pria berusia 39 tahun ini. Andrik ingat betul kala itu, ombak sangat tinggi sekali namun kapal sejauh ini tidak sampai ada kerusakan masih berkondisi bagus.
"Aman saja," ujarnya.
Fungsi KRI Teluk Manado ini membawa 65 Anak Buah Kapal dan mengangkut 450 prajurit untuk ditugaskan di tempat perbatasan. Kata Andrik, singgah di Balikpapan karena sebanyak 180 prajurit melewati jalur darat menuju ke Kabupaten Mahakam Hulu, sedangkan sisanya nanti akan diantar ke Tarakan dan Malinau yang ditempatkan di Kalimantan Utara.
Selama perjalanan dari Bengkulu ke Balikpapan pihaknya juga mendapat hantaman angin kencang namun hal ini tidak sampai menghambat.
"Angin kencangnya sampai 20 sampai 30 knot. Kencang sekali, sangat berbahaya. Kami memang sebelumnya sudah tahu akan dapat angin kencang," ujar pria kelahiran Lumajang, Jawa Timur.
Kejadian angin kencang yang dialami KRI Teluk Manado terjadi di daerah Pantai Barat Sumatera, atau di kawasan perairan Samudra Hindia.
Dia pun memastikan, dengan kondisi alam yang buruk tersebut kondisi semua prajurit termasuk anak buah kapal dalam kondisi baik, tidak ada sampai yang cedera.
"Kalau pun ada paling hanya sempoyongan saja gara-gara mabuk laut, digoncang-goncang," ungkap Andrik, diakhiri dengan raut senyum.
Mengutip dari situs Wikipedia, KRI Teluk Manado ini merupakan kapal ketujuh dari kapal perang jenis kapal pendarat kelas Teluk Gilimanuk milik TNI AL. Dinamai menurut nama sebuah teluk di Sulawesi. KRI Teluk Manado dibangun oleh VEB Peenewerft, Wolgast, Jerman Timur pada tahun 1977 untuk Angkatan Laut Jerman Timur dengan nomor lambung 633.
Kapal berjenis Frosch-I/Type 108 ini kemudian dibeli pemerintah untuk TNI Angkatan Laut dan masuk armada pada tahun 1995. KRI ini termasuk dalam paket pembelian sejumlah kapal perang eks Jerman Timur pada masa pemerintahan Presiden Suharto.
KRI Teluk Manado bertugas sebagai armada pendarat bagi pasukan Marinir TNI AL dan juga sebagai kapal pengangkut logistik dan saat ini KRI Teluk Manado (537) berada di jajaran Satuan Lintas Laut Militer atau Satlinlamil Jakarta, Komando Lintas Laut Militer.
http://kaltim.tribunnews.com/2018/07/28/kri-teluk-manado-berlayar-ke-balikpapan-dihantam-ombak-5-meter-dan-angin-kencang-30-knot
Post a Comment