Berikut Teknologi Terowongan IKN dan Tol Sumbar



Wartabpn- Proses pembangunan terowongan bawah laut tol IKN akan menggunakan teknologi immersed tunnel. Teknologi ini telah lebih dulu diterapkan di pembangunan terowongan Fehmarn di Eropa dan juga terowongan Geoje Busan di Korea Selatan. Itu sebabnya, dalam studi analisis dan basic designya akan ikut melibatkan Korea Selatan. Bahkan hal ini juga telah dibahas saat kunjungan Presiden Jokowi ke Korsel pada Juni tahun 2022 lalu.

“Studi kelayakan dan basic desainnya sedang diselesaikan Dirjen Bina Marga,” jelas Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Kementerian PUPR, Danis H Sumadilaga. Setelah studi kelayakan dan basic desain rampung maka pembangunannya bisa langsung dimulai sehingga 2024 Tol Balikpapan-IKN bisa tersambung dan terowongan bawah laut ini juga telah bisa digunakan.

Sementara itu, pembangunan terowongan di ruas tol Padang-Pekanbaru akan menggunakan  dua metode. Pertama metode  New Austrian Tunneling Methods (NATM) dan  Metode Tunneling Boring Machine (TBM) yang juga diterapkan dalam pembangunan ruas Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta.

Menurut Badan Pengelola Jalan Tol, NATM merupakan metode modern terowongan, dimana desain dan konstruksi menerapkan pemantauan canggih guna mengoptimalkan berbagai teknik penguatan dinding berbasis pada jenis batuan yang ada  daerah pegunungan yang ditemui saat penerowongan berlangsung.

NATM menggunakan prinsip-prinsip perilaku massa batuan di bawah beban dan memantau kinerja konstruksi bawah tanah selama konstruksi. NATM diterapkan juga saat penggalian tanah lunak dan pembuatan terowongan di sedimen berpori dan prinsip kerjanya sangat detail konstruksi.

NATM diterapkan juga saat penggalian tanah lunak dan pembuatan terowongan di sedimen berpori dan prinsip kerjanya sangat detail konstruksi. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, sebenarnya infrastruktur terowongan tidaklah pekerjaan dan teknologi baru di Indonesia.

Terowongan lanjut Basuki, merupakan inovasi konstruksi modern yang menjadi alternatif pemanfaatan underground space yang efektif dalam proyek Jalan Tol Trans Sumatera.

“Indonesia cukup berpengalaman untuk urusan terowongan dan sudah diterapkan pada pembangunan bendungan berupa saluran pengelak,” jelasnya saat saat acara Seminar To Introduce Tunnel Planning and Technology yang diselenggarakan PUPR dan JICA, dikutip dari keterangan resmi PUPR. (dpc)