Menghitung Hari, Kepastian Pertamina Join di Blok Gas Raksasa



Wartabpn -Kepastian PT Pertamina (Persero) untuk masuk ke dalam pengelolaan proyek minyak dan gas (migas) jumbo di Indonesia yakni Lapangan Abadi, Blok Masela di Maluku, tinggal menghitung hari.
Pasalnya, kepastian ini baru akan diputuskan pada April 2023 mendatang.

Hal tersebut diungkapkan VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso.


Seperti diketahui, Pertamina berencana menggantikan Shell menjadi pemegang hak partisipasi atau participating interest (PI) 35% di Blok Masela ini.

"Masela ya, tunggu bulan April ya," ujar Fadjar di Jakarta, dikutip Jumat (31/3/2023).

Sejauh ini, Fadjar menyebutkan, Pertamina masih satu-satunya perusahaan yang berminat dalam mengambil alih hak partisipasi Blok Masela.

"Masih sendiri. Jadi kita itungannya ini limpahan kan. Infrastrukturnya belum itu," tambahnya.

Menurutnya, semakin banyak mitra yang menemani Pertamina nantinya, maka akan semakin banyak pertimbangan dan pengkajian yang dilakukan.

"Semakin banyak partner, otomatis makin banyak lagi yang dipertimbangkan. Karena kan itu pemerintah berharapnya Pertamina lah bisa sendiri," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa ada investor lain yang juga tertarik dalam menaruh investasinya pada Blok Masela.

Dia mengatakan walaupun saat ini Pertamina sudah masuk pada tahap due diligence, ternyata ada beberapa perusahaan lain yang juga tertarik untuk menjadi investor di Blok Masela.

"Mereka (Inpex) nunggu, sekarang sedang dilakukan due diligence, artinya oleh Pertamina. Kalau angkanya pas, mudah-mudahan April, Pertamina ambil decision. Tapi selain Pertamina ada lagi beberapa (perusahaan) yang kepingin sekarang," beber Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, dikutip Jumat (24/3/2023).

Sayangnya, Arifin belum mau mengungkapkan investor mana yang tertarik untuk berinvestasi di Blok Masela. Namun yang pasti, Arifin menyebutkan perusahaan yang berminat itu disinyalir sangat besar. "Pokoknya ada lagi (perusahaan yang berminat), ada yang lebih gede," tambah Arifin.

Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) telah mengantongi calon partner yang akan masuk dalam pengelolaan Blok Masela. Adapun salah satunya adalah perusahaan asal Malaysia yakni Petronas.

SVP Strategy & Investment PT Pertamina (Persero) Daniel S. Purba mengatakan ada beberapa investor yang tertarik untuk menawarkan kerja sama dalam pengelolaan Blok Masela. Namun demikian, Pertamina kemungkinan hanya akan fokus terlebih dahulu pada Petronas.

"Sudah ada beberapa yang dilakukan pembicaraan dengan Pertamina, ini sambil paralel berbicara dengan Inpex-nya. Mungkin paling tidak satu dulu lah (calon partner)," kata dia saat ditemui usai acara Energy & Mining Outlook, dikutip Senin (27/2/2023).

Lebih lanjut, Daniel mengatakan pada tahun ini pihaknya telah mengalokasikan anggaran sebesar US$ 1,5 miliar atau Rp 22,92 triliun (asumsi kurs Rp 15.280 per US$) untuk proses akuisisi di sektor hulu migas. Salah satunya guna pengambilalihan 35% participating interest alias hak partisipasi Blok Masela dari Shell.

"Kita mau masuk ke Blok Masela cuma ini kan angkanya masih negosiasi berapa besarannya ini masih berproses. Jadi US$ 1,5 miliar tidak saja untuk Masela tapi untuk blok lain. Apakah ini terserap atau masih kurang? Itu tergantung progresnya yang sudah kita lakukan negosiasi saat ini termasuk Masela. Kalau memang perlu tambahan kita upayakan, jadi begitu prosesnya," kata Daniel.

Seperti diketahui, Shell Upstream Overseas bakal melepas kepemilikan hak partisipasinya di proyek Lapangan Abadi, Blok Masela. Saat ini Shell memiliki 35% hak partisipasi, sedangkan sisanya 65% dimiliki oleh Inpex Masela.

Proyek senilai US$ 19,8 miliar ini ditargetkan memproduksi 1.600 juta kaki kubik per hari (mmscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 mmscfd serta 35.000 barel minyak per hari. Proyek ini mulanya diharapkan bisa beroperasi pada 2027, namun kini diperkirakan mundur menjadi 2029.

(cnbc)