WartaBpn - CNN Indonesia -- Anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE), mempercepat pengeboran sumur baru relief well (RW) YYA-1RW untuk menghentikan munculnya gelembung gas dan tumpahan minyak yang mencemari perairan Karawang, Jawa Barat.
Relief well (RW) YYA-1RW berfungsi menutup sumur YYA-1 Blok Offshore Northwest Java (ONWJ). Sebelumnya, pengeboran sumur reaktivasi YYA-1 pada Jumat (12/7) lalu merupakan penyebab munculnya gelembung gas hingga ceceran minyak di kawasan sekitar.
VP Relations PHE Ifki Sukarya menyatakan hingga saat ini, PHE ONWJ selaku operator Blok ONWJ telah melakukan pengeboran sumur baru YYA-1RW dengan kedalaman sekitar 624 meter dari target 2.765 meter.
Menurut Ifki, sumur baru dibor secara miring menuju lokasi lubang sumur YYA-1 hingga mencapai titik kedalaman tanah tertentu untuk menutup sumur YYA-1. Pengeboran sumur baru itu telah dimulai sejak Kamis (1/8) pukul 14.00 WIB atau dua hari lebih cepat dari jadwal semula.
Pengeboran sumur relief well YYA-1RW merupakan upaya PHE ONWJ untuk menghentikan gelembung gas di sumur YYA-1 setelah selama satu minggu terakhir melakukan survei untuk menentukan titik sumur dan penempatan menara bor (rig).
"Pemilihan lokasi pengeboran sumur baru itu telah melalui kajian keamanan dari tiga aspek yakni HSSE, subsurface, dan seabed survey," imbuhnya.
Perusahaan memakai perusahaan pengendalian sumur (well control) kelas dunia untuk mematikan sumur YYA-1 itu yakni Boots & Coots. Perusahaan asal AS itu telah berpengalaman dan telah terbukti menghentikan insiden serupa sumur YYA-1, dengan skala jauh lebih besar di Teluk Meksiko.
Setelah sumur baru YYA-1RW mencapai titik kedalaman sumur YYA-1 yang ditentukan, maka akan dipompakan lumpur berat dari sumur baru untuk mematikan sumur YYA-1.
"Nanti, setelah sumur YYA-1 dinyatakan mati akan dilakukan monitoring selama 24 jam penuh sebelum dilanjutkan ke proses plug and abandon atau penutupan sumur secara permanen," tegasnya.
Selain itu, PHE ONWJ juga terus berupaya secara optimal menahan tumpahan minyak sumur YYA-1 agar tidak melebar ke perairan yang lebih luas dengan melakukan strategi proteksi berlapis di sekitar anjungan serta mengejar, melokalisasi, dan menyedot ceceran minyak yang melewati batas sabuk oil boom di sekitar anjungan YYA-1.
Selain penanganan pengendalian sumur, PHE ONWJ juga melakukan penanganan tumpahan minyak di lepas pantai dan darat.
Di laut, penanganan dilakukan dengan menggunakan 4.200 meter static oil boom di layer pertama dan 400 meter static oil boom di layer kedua untuk mengejar minyak yang lolos IMT juga memasang moveable oil boom 700 meter.
Sebagai langkah antisipasi IMT juga memasang satu set oil boom sepanjang 400 m di sekitar FSRU Nusantara Regas, 4 skimmer dan 44 kapal. Sedangkan di darat menggunakan 2.670 meter oil boom di muara sungai dan pembersihan bersama dengan masyarakat dan pihak terkait.
artikel ini sdh terbit di https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20190809112259-85-419802/pertamina-percepat-penutupan-sumur-sumber-tumpahan-minyak
Post a Comment