WartaBpn - Jakarta - Terjadi insiden kebocoran yang menimbulkan gelembung di lapangan migas YYA, Blok Offshore North West Java (ONWJ). Sejak awal kejadian pada 12 Juli 2019, hingga saat ini insiden itu masih berlangsung.
PT Pertamina (Persero) selaku pemilik blok tersebut dan pihak lainnya seperti Kemenhub tengah berupaya mengatasi kejadian tersebut. Jika insiden itu tak kunjung bisa diatasi, lalu seperti apa dampak terburuknya?
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto pernah mengatakan insiden serupa pernah terjadi di Teluk Meksiko, Amerika Serikat. Insiden itu membuat rig alias bor sumur minyak tenggelam.
Dia menggambarkan kejadian terburuk itu seperti dalam film Deep Water Horizon. Film yang dibintangi oleh Mark Wahlberg itu menggambarkan kengerian saat terjadi kebocoran di sumur minyak hingg akhirnya membuat sumur tenggelam.
"Risiko yang paling fatal adalah rig nya tenggelam, tapi sekarang baru miring 8 derajat, iya kan ada pernah nonton Deep Water Horizon, kejadian paling parah seperti itu," jelas Djoko di kantornya pada Rabu 17 Juli 2019 yang lalu.
Pertamina sendiri sebelumnya telah mengirimkan tim tanggap darurat. Kemudian dilanjutkan dengan pengerahan sebanyak 7 tim ahli yang berasal dari berbagai sektor. Tim-tim tersebut dilengkapi dengan lebih dari 20 kapal dan berbagai peralatan yang mendukung seperti oil boom dan puluhan drum dispersant.
Selain itu Ditjen Perhubungan Laut bergerak juga telah mengirimkan tim ahli serta mengerahkan kapal patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard). Kepala KSOP Kelas IV, Capt. Herbert Marpaung menerangkan bahwa pihaknya telah mengerahkan kapal patroli KNP. 355 ke lokasi kejadian.
detik.com
Post a Comment