1.meminta kembalikan netralitas oknum aplikator Grab
2.kembalikan point malam serta insentif, dan
3.amnesty massal Grab toda 2 dan roda empat yang terkena suspend.
Penyedia layanan transportasi on-demand Grab meraih pendapatan sebesar USD 1 miliar atau setara Rp 14,6 triliun di tahun 2018 ini.
Co-founder Grab Hooi Ling Tan mengatakan, tahun depan, keuntungan Grab ditargetkan akan naik dua kali lipat menjadi USD 2 miliar.
"Kami akan menggandakan itu di 2019. Grab di Asia Tenggara menjadi perusahaan pertama yang meraih pendapatan USD 2 miliar. Tidak ada perusahaan lain yang mampu melakukan ini. Penting untuk mengetahui setiap angka yang kami punya," kata Tan saat bertemu awak media di Jakarta, Selasa (11/12/2018).
Pencapaian tersebut terlepas dari sejumlah peningkatan layanan Grab di 2018.
Sejak menginjakkan kaki di Indonesia pada 2014 silam, platform O2O itu menyediakan layanan kebutuhan sehari-hari bagi para pelanggan termasuk
- perjalanan (GrabBike, GrabCar, GrabTaxi),
- pesan-antar makanan (Grabfood),
- pengiriman barang (GrabExpress) dan
- pembayaran menggunakan dompet digital.
Di 2018 Grab menambahkan fitur GrabGerak (untuk penyandang disabilitas), GrabVentures (pendanaan untuk startup), GrabFresh (bahan makanan), GrabCar Aiport dan GrabExpress Car.
Di Indonesia, Tan mengklaim Grab menjadi layanan transportasi pilihan konsumen nomor satu di Indonesia.
Menurutnya, pangsa pasar layanan GrabBike di Indonesia mencapai angka 60 persen, sedangkan GrabCar sebesar 70 persen.
"Di 2017 kami hadir hanya di 12 kota. Saat ini Grab sudah ada di 132 kota, ini hampir semua kota di Indonesia," kata dia.
Tan memprediksi, layanan pesan-antar makananan GrabFood akan meningkat di 2019.
Pesanan meningkat 6 kali lipat, dan merchant yang terdaftar bertambah 8 kali lipat di 2018.
"GrabFood merupakan brand paling banyak digunakan untuk 48 persen konsumen. Sekarang sudah hadir di 132 kota," jelasnya.
Di samping memperluas layanan dan produk, Grab juga menggandeng sejumlah mitra, di antaranya Uber, Softbank, Toyota, Honda, Hyundai, Booking Holdings, Microsoft, Vertex, SK dan lainnya.
Meski begitu, Tan tak menjelaskan lebih detil terkait bagaimana angka USD 2 miliar bisa dicapai di 2019.
"Jika Anda melihat platform kami, kami punya banyak produk dengan pertumbuhan yang tinggi. Tapi kami tidak bisa memberikan detail yang spesifik terkait ini," kata dia.
kaltim.tribunnews.com
Post a Comment