BALIKPAPAN -Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan mengungkapkan, zat cairan yang sempat mencemari di perairan Pantai Melawai Kota Balikpapan beberapa hari lalu merupakan jenis minyak crude oil yang berkategori sangat berat.
Foto satelit yang dilakukan Lapan bisa meneliti lebih mendalam mengenai riwayat cairan yang mirip minyak di perairan Pantai Melawai, Kota Balikpapan.
Demikian disampaikan Suryanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan kepada Tribunkaltim.co pada Senin (29/7/2018) usai rapat pagi di aula gedung Walikota Balikpapan.
Ia menjelaskan, berdasarkan penelitian uji sampel yang diambil di lapangan, ternyata cairan yang sempat tercemar di perairan laut Pantai Melawai Kota Balikpapan merupakan jenis minyak mentah atau crude oil, yang memiliki nilai zat tinggi, berkategori sangat berat.
.
"Kalau Pertamina itu minyak mentahnya 0,8. Ini minyak yang ditemukan cemari Pantai Melawai nilainya 0,9," ungkapnya.
Dia pun memastikan, selama ini proses identifikasi jenis minyak tidak menentukan sumber asal muasal lokasi atau siapa kepemilikan minyak tersebut.
"Dimana sumbernya, kita juga belum tahu. Kita hanya tahu bahwa ini jenis minyak crude oil. Kita juga belum tahu ini DNA minyaknya dari mana," kata Suryanto. Dia menegaskan, soal mengenai sumber minyak ini yang bisa menentukan secara akurat dari pihak Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antarika Nasional (Lapan) yang mampu mengeluarkan foto satelit.
"Sekitar dua hari lalu pihak Lapan sudah datang ke sini tapi itu untuk melaporkan hasil foto peristiwa tumpahan minyak akibat patahan pipa Pertamina di Teluk Balikpapan. Yang soal minyak di Melawai belum," ungkap Suryanto.
Menanti Hasil Citra Satelit Lapan
Sejauh ini Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan bersama dengan Pertamina sedang melakukan koordinasi dengan Pusfatja Lapan (Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antarika Nasional).Koordinasi ini bertujuan untuk mendeteksi alur sumber dugaan cemaran minyak di kawasan perairan Pantai Melawai, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Demikian diutarakan oleh Suryanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan kepada Tribunkaltim. Ia menjelaskan, satu-satunya alat yang bisa diandalkan untuk melihat alur tumpahan atau cemaran minyak di perairan laut Pantai Melawai hanya berdasarkan foto satelit.
"Ini lagi dibuat surat rekomendasi oleh Pertamina ke Lapan. Minta foto citra satelit. Setelah ada koordinasi barulah Lapan melakukan interpreter citra satelit, baru nanti bisa dipublikasikan," ujarnya.
Dia berharap, peran dari foto satelit yang dilakukan Lapan bisa meneliti lebih mendalam mengenai riwayat cairan yang mirip minyak di perairan Pantai Melawai, Kota Balikpapan.
"Dari foto satelit kita bisa mencari alurnya dari mana. Kita bisa lihat dari kapal mana, atau sumbernya dari mana, ini bisa terlihat," tutur Suryanto.
Menurutnya, kawasan perairan Teluk Balikpapan bisa dikatakan pengawasannya belum terlalu ketat.
Kata dia, persoalan mendasar belum dilengkapi adanya peralatan kamera tersembunyi dan alat dorne.
"Ada drone tapi kan tidak sehari-harinya mengawasi kawasan perairan Teluk Balikpapan," ungkap Suryanto yang pernah menjadi camat di Balikpapan.
Menurut Suryanto, seandainya jembatan tol Balikpapan-Penajam sudah benar-benar terwujud, bisa terbangun, pastinya bisa menjadi pijakan untuk tempat beberapa kamera pengawas.
"Kita bisa pasang CCTV. Kita bisa melihat situasi kondisi perairan Teluk Balikpapan seperti apa. Kalau kita pasang CCTV sekarang mau taruh dimana? bingung juga kan," kata pria asal Palembang ini.
source
http://kaltim.tribunnews.com/2018/07/30/zat-cair-yang-cemari-pantai-melawai-jenis-minyak-mentah-kategori-sangat-berat?
Post a Comment