Lagi, Pantai Melawai Balikpapan Tercemar Minyak

Tumpahan cairan menyerupai minyak kembali mencemari perairan Teluk Balikpapan. Cairan diduga minyak berwarna hitam tampak di sekitar Pantai Melawai, Balikpapan Kota, Jumat (20/7).



Toni, penjaga kapal milik salah satu perusahaan yang sering bersandar di kawasan Pantai Melawai mengungkapkan, bau menyerupai aroma minyak sudah tercium sejak sekitar pukul 03.00 dini hari. Saat itu, Toni tengah menginap di kapal yang sandar di perairan sekitar Pantai Melawai.

"Baunya sudah dari subuh. Saya bangun sekitar jam 03.00. Itu sudah tercium," ujarnya saat ditemui di sekitar Melawai

Cairan yang diduga minyak tersebut menepi di bibir pantai sebelum waktu shalat Jumat, lantaran pagi hari air laut cenderung surut. "Baru udah agak siang, pas air pasang, baru ke sini (cairan berupa minyak ke tepi pantai)," tuturnya.

Toni juga mengatakan beberapa petugas keamanan terlihat sedang membersihkan zat tersebut di pagi hari. Ia menduga, cairan berupa minyak tersebut berasal dari kapal besar yang kerap membuang limbah dari kapalnya. Namun, ia tidak dapat memastikan dari kapal mana yang membuang limbah tersebut.

"Kalau sekarang sudah bersih, sudah tidak tercium lagi. Coba saja besok pagi kesini, mungkin masih ada. Kalau sekarang gelap, nggak keliatan," ucapnya.

Tim dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Jumat (20/7) sore langsung ke lapangan, kawasan Pantai Melawai begitu menerima laporan ada cairan mirip minyak mencemari perairan laut kawasan Melawai.

Suryanto, Kepala DLH Kota Balikpapan mengungkapkan, tim DLH Balikpapan bersama tim HSE Pertamina dan tim Kementerian Lingkungan Hidup Ekoregion menuju ke kawasan Pantai Melawai dan sekitarnya.

"Sempat ada laporan, sebelum shalat Jumat, ada yang melihat ada seperti cairan minyak di pinggir‑pinggir bebatuan, genang di air laut," tuturnya kepada Tribun. Mendapat hal keganjilan di perairan laut Melawai, pihaknya sigap dan respon cepat. "Langsung kami membentuk tim, turun ke lapangan bersama‑sama. Mengamati dan mengambil beberapa sampel untuk ditindaklanjuti asal muasal dan jenis cairan," kata pria berkacamata ini.

Mirip Minyak

Menurut Suryanto, berdasarkan pantauan kasat mata, cairan yang mengambang ini mirip minyak.

"Sampel sudah diambil. Besok kita akan melakukan penelitian uji lab. Belum tahu apakah ini tumpahan minyak atau non minyak. Kalau dilihat belinang‑linang mirip minyak," ujar Suryanto.

Saat ditanya mengenai riwayat cairan yang mirip minyak tersebut, Suryanto menegaskan, belum bisa memastikan asal muasal cairan yang mirip minyak yang mengambang di pinggiran perairan pantai.

"Saya belum bisa memastikan. Belum tentu benar juga ini dari mana. Makanya ini mau diuji dulu di lab," ungkapnya. Namun tadi, pihaknya bersama Pertamina langsung bergerak cepat untuk melakukan pembersihan beberapa cairan yang mirip minyak tersebut.

"Daripada nanti menyebar banyak, kacau nanti. Tapi untungnya tidak banyak seperti tumpahan minyak yang waktu lalu, hanya sedikit saja. Tadi sudah dibersihkan tidak ada lagi," ujar Suryanto.

Upaya memastikan lagi, pihak DLH besok akan lakukan pemantauan lebih lanjut untuk melihat apakah masih ada cairan yang mirip minyak tersebut, menempel dan menggenang pada perairan kawasan pantai.

"Tadi sudah mengambil sampel di dua titik. Disaksikan beberapa pihak, protapnya memang harus," kata Suryanto.

Saat ditanya apakah cairan yang mirip minyak itu merupakan sisa‑sisa dari bekas tumpahan minyak beberapa bulan yang lalu yang berasal dari pipa milik Pertamina, Suryanto menjawab belum pasti.

Ia menegaskan, belum bisa memastikan seperti apa dan penyebabnya.

"Iya saya tidak mau menduga‑duga. Belum tahu juga ini jawabannya. Berasal dari mana cairannya," ungkap Suryanto. 

kaltim.tribunnews.com