BALIKPAPAN - Tiupan angin kencang dan gelombang tinggi yang menerpa wilayah perairan laut Kota Balikpapan membuat dampak buruk bagi para nelayan Tanjung Kelor, Kelurahan Manggar Baru, Kecamatan Balikpapan Timurn Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Hal ini terungkap kala Tribunkaltim.co sambangi kampung nelayan Tanjung Kelor di RT 09, berjumpa dengan beberapa nelayan pada Sabtu (21/7/2018) pagi.
Satu di antaranya, Dokding (57), nelayan Tanjung Kelor, menuturkan, belakangan ini sering merasa kena tiupan angin kencang saat melaut mencari ikan.
"Sekarang ini lagi musim angin kencang untuk pergi melaut banyak tantangan," ujarnya sambil menyulam jala ikan miliknya di bawah pohon rindang.
Dia sebagai nelayan tradisonal pun tak patah arang, tetap melaut tetapi tangkapan ikannya memang agak sulit diperolehs seperti biasa
Selama pergi melaut, dirinya pun tetap mawas diri, menjaga kewaspadaan yang ekstra tinggi supaya tidak terbalik perahunya.
"Saya kan hanya cari ikan buat cari makan. Kalau tidak melaut tidak dapat uang," ungkap pria berkulit gelap ini.
Dokding, saat berlayar merasakan angin bertiup kencang. Cuaca sedang tidak bersahabat. Hal ini membuat kesulitan akses untuk memperoleh ikan yang melimpah.
Kata dia, angin kencang membuat jangkauan wilayah tangkapan ikan jadi berkurang, hanya mencari di wilayah titik terdekat dari pesisir dan mencari lokasi yang dianggap tidak bergelombang tinggi dan bertiup angin kencang.
"Mungkin nanti reda lagi sekitar bulan September atau November," beber Dokding yang sejak tahun 1971 melakukan aktivitas nelayan. Kondisi iklim yang menantang, dia pun merasa penghasilan tangkapan ikannya berkurang.
Angin kencang dan gelombang tinggi ternyata mempengaruhi tangkapan ikan yang biasanya mendapat 200 sampai 100 Kilogram (Kg).
Sekarang dengan kondisi angin kencang penghasilannya menurun hanya berkisar 50 Kg.
"Dapat ikan tenggiri, dapat kepiting, dapat macam-macam ikan. Hampir turun sampai parah, 50 persen," urai Dokding.
Dia ungkapkan, sekarang ini tangkapan ikan lagi menurun. Kalau lagi ada angin kencang paling bisa dapat penghasilan Rp 500.000 sekali melaut.
"Biasanya kalau cuacanya lagi bagus bisa dapat penghasilan kotor Rp 2 juta sampai Rp1 juta," ungkap Dokding.
Sebelumnya, Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Balikpapan, memberi imbauan kepada seluruh nelayan untuk jaga keselamatan diri dalam pelayaran.
Bagi perahu nelayan tradisonal, waspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan ketinggian gelombang di atas 1.25 meter. Sementara bagi kapal tongkang diharapkan untuk waspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan ketinggian gelombang lebih dari 1.5 meter.
Dan bagi kapal ferry, waspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan ketinggian gelombang lebih dari 2.5 meter.
Sedangkan kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar untuk waspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot serta ketinggian gelombang lebih dari 4.0 meter.
http://kaltim.tribunnews.com
Post a Comment